DDSRI ITB Tonggak Penting Penghargaan Best Innovation in Biotechnology 2025 untuk Daewoong

Fasilitas riset yang ada di DDSRI hasil kolaborasi ITB dengan Daewoong Foundation.(MI/Naviandri)

KEBERADAAN Laboratorium Drug Delivery System Research Institute (DDSRI) yang merupakan hasil kolaborasi Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Daewoong Foundation, menjadi tonggak penting yang mengantarkan Daewoong meraih Prominent Awards 2025 dalam kategori, Best Innovation in Biotechnology. 

Fasilitas riset ini memperlihatkan komitmen Daewoong untuk memperkuat inovasi farmasi lokal melalui kolaborasi terbuka antara industri dan akademisi.

Memperingati kehadiran satu tahun kehadiran DDSRI yang berada di Gedung Fakultas  Farmasi ITB ini, diawali dengan melakukan tur fasilitas penelitian di Sekolah Farmasi ITB. Awak media diajak menyaksikan langsung laboratorium yang dilengkapi dengan ruang dissolution, ruang stabilitas dan area produksi skala riset dengan standar industri farmasi internasional.

“Fasilitas ini bukan hanya tempat penelitian, tetapi juga wadah kolaborasi lintas universitas dan industri untuk menghasilkan riset yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pasien,” ungkap peneliti Daewoong DDSRI ITB, Dita Ayu Purnamasari,  Kamis (16/10).

Menurut Dita peran Daewoong dalam mendirikan dan mendukung laboratorium DDSRI di ITB ini sangat berarti  dan juga sebagai bagian dari visi jangka panjang Daewoong untuk mendorong inovasi terbuka di Indonesia.

“Kami menyediakan fasilitas berteknologi tinggi, pendampingan teknis dan kerangka riset berstandar internasional agar para peneliti dan
universitas di Indonesia dapat berkolaborasi dan menciptakan teknologi yang benar-benar bermanfaat bagi pasien,” jelasnya.

FILOSOFI PERTUMBUHAN DAEWOONG
Dita menambahkan, bahwa inisiatif ini mencerminkan filosofi pertumbuhan Daewoong yang tentu ingin dikenal sebagai mitra pertumbuhan, bukan hanya bagi dunia bisnis, tetapi juga bagi komunitas akademik dan ilmiah.

Dengan memberdayakan talenta muda dan mendorong pertukaran pengetahuan, Daewoong  menunjukkan bahwa keberhasilan Daewoong dibangun atas filosofi win-win-win pertumbuhan bagi manusia, mitra dan pasien.

“Adapun tantangan yang ditemukan untuk riset lintas institusi sendiri adalah menyatukan budaya kerja yang berbeda antara kebebasan akademik
dan kedisiplinan industri. Kami mengatasinya dengan komunikasi yang transparan, tujuan bersama dan menjaga semangat kolaborasi melalui
pertemuan riset dan sesi mentoring rutin,” jelasnya.

Dita menerangkan bahwa teknologi yang bermakna lahir dari kolaborasi dan tujuan bersama. Melalui platform riset ini, Daewoong tidak hanya
berinvestasi dalam teknologi, tetapi juga dalam manusia, menumbuhkan talenta yang akan membentuk masa depan kesehatan Indonesia.

Untuk diketahui Laboratorium DDSRI merupakan hasil kolaborasi antara Daewoong Foundation dan ITB yang berfungsi sebagai pusat penelitian
formulasi obat yang dilengkapi dengan fasilitas penelitian formulasi dan analisis yang canggih. 

Saat ini, laboratorium telah dilengkapi dengan ruang riset berstandar industri meliputi formulation lab, analytical lab, dissolution lab, stability room, dan tablet production area dengan lebih dari 30 jenis peralatan untuk proses pencampuran, granulasi, penabletan dan pelapisan serta alat analisis mutakhir seperti automatic sample dissolution tester, mesin cetak tablet triple layer dan double layer serta mesin coating.

FOKUS PENELITIAN
Fokus utama dari penelitian di lab DDSRI ini mencakup pengembangan teknologi penghantaran obat modern antara lain, active coating, long-acting injectables, OROS (Osmotic-controlled Release Oral Delivery System). Tablet-in-Capsule, intranasal drug delivery systems dan
microneedles. DDSRI berfungsi sebagai open collaboration hub, memberikan akses riset bagi dosen, mahasiswa dan peneliti dari berbagai universitas di Indonesia, lengkap dengan dukungan teknologi, pendampingan ilmiah, serta pembiayaan penelitian.

Hingga saat ini, open collaboration ini sudah terjalin dengan sembilan universitas di Indonesia, yaitu UGM, ITB, UI, Unair, Unpad, Itera, Unhas, i3L dan Politeknik Kesehatan Bandung. Open collaboration ini mencakup 22 proyek riset aktif dan melibatkan 36 peneliti muda berbakat yang berkontribusi dalam pengembangan inovasi farmasi nasional.

Salah satu output dari open collaboration ini adalah publikasi karya ilmiah yang dihasilkan dari riset bersama antara peneliti Indonesia
dengan tim Daewoong. Beberapa diantaranya mencakup, pengembangan formulasi injeksi ropivacaine kerja panjang (long-acting injection) menggunakan sistem stealth liposome dan liposomal depot system, yang mampu memperpanjang efek anestesi hingga 72 jam dan menjadi kandidat potensial untuk terapi nyeri pascaoperasi jangka panjang.

Formulasi liposomal ropivacaine untuk anestesi lokal berkepanjangan, yang menampilkan sistem Ag-L dan Ag-D-L dengan efisiensi enkapsulasi
tinggi serta biokompatibilitas baik. Pengembangan microneedle larut bermuatan ropivacaine hydrochloride, sebagai alternatif non-invasif
terhadap injeksi tradisional, yang menunjukkan efisiensi penghantaran obat lebih dari 60% setelah 24 jam pada uji ex vivo.

Ketiga penelitian ini menunjukkan kemajuan nyata dalam penerapan teknologi penghantaran obat, sekaligus memperkuat peran DDSRI
ITB-Daewoong sebagai pusat riset unggulan yang menjembatani kolaborasi akademik dan industri untuk kemajuan industri farmasi Indonesia. Melalui keberhasilan riset tersebut, Daewoong menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia pusat riset farmasi yang kompetitif secara global, sejalan dengan filosofi “win-win-win growth”, pertumbuhan bersama bagi masyarakat, mitra dan pasien. (E-2)