Merintis bisnis bareng teman sering kali jadi pilihan banyak orang. Biasanya karena mereka butuh rasa aman dalam membangun bisnis yang tak jauh dari risiko kegagalan. Nah, teman yang tepercaya bisa memberikan rasa aman itu.
Merintis bisnis juga butuh kerja sama yang lancar agar goals bisa terwujud. Kalau kerja sama dilakukan bareng teman yang udah akrab, pastinya akan terasa lebih mudah untuk saling memahami.
Namun, bangun usaha dengan teman juga punya minus tersendiri. Kira-kira, apa aja, ya, plus minus merintis bisnis bareng teman? Yuk, belajar dari pengalaman teman kumparan di bawah ini.
teman kumparan Ester Lina (24) bercerita pernah membangun usaha jualan tas dan aksesori secara online bareng teman. Ide bisnis ini lahir dari obrolan santai mereka yang memang suka mengulik dunia fashion.
Akhirnya, ide itu pun direalisasikan untuk mengisi waktu luang selama berkuliah. Ester bercerita kalau semuanya terasa seru di awal. “Kami bareng-bareng riset produk, cari supplier, dan foto-foto katalog untuk konten,” ucapnya.
Ester juga mengungkapkan kerja sama mereka terasa nyaman karena udah saling kenal dan percaya. Ide pun mengalir lebih cepat karena diskusinya santai dan nggak canggung.
“Bekerja bersama teman membuat prosesnya lebih menyenangkan. Ada dukungan, semangat, dan rasa kebersamaan yang bikin usaha terasa lebih hidup,” tutur Ester. “Tapi lama-kelamaan mulai muncul tantangan.”
Tantangan yang mereka alami cukup beragam, mulai dari pembagian tugas yang tidak merata karena perbedaan jadwal kuliah, pendapat yang berseberangan, dan masih banyak lagi.
Meski begitu, Ester menjadikan tantangan itu sebagai bahan pembelajaran. “Pengalaman itu banyak ngajarin aku tentang komunikasi, komitmen, dan pentingnya membicarakan semuanya secara jelas dari awal,” ucapnya.
Selain itu, ia menyadari penting untuk bersikap profesional dalam bisnis, sekalipun dirintis bareng teman. Soalnya, kalau nggak profesional dan meninggalkan tanggung jawab, hubungan pertemanan bisa jadi taruhannya.
teman kumparan Fauria (53) juga punya cerita serupa saat dulu merintis usaha. Ia pernah menerima jasa konsinyasi (titip jual produk) dari temannya. Namun, kerja sama ini nggak berlangsung lama karena ada kesalahpahaman.
“Untuk pengalaman dengan teman hanya sebatas titip jual atau konsinyasi. Tapi tidak enak juga, karena mereka pikir kita tidak menjualkan produknya,” cerita Fauria.
Suatu waktu, ia juga pernah menjalin bisnis bareng kerabat, tapi lagi-lagi berujung kesalahpahaman. “Usaha tidak berjalan dan malah ada kecurigaan hanya karena tidak mau disaingi, atau mereka pikir saya bersaing dengan mereka. Akhirnya hubungan kita malah jauh hingga sekarang,” ucapnya.
Pengalaman Fauria ini membuktikan bahwa berbisnis bareng orang terdekat nggak Read Entire Article

7 hours ago
4
































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365168/original/090343300_1759140108-WhatsApp_Image_2025-09-29_at_17.00.24.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352887/original/013654100_1758144467-AP25260720491829.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364853/original/046358800_1759128662-462a26d0-2645-4809-88b5-48611f626139.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348836/original/064698500_1757902947-ClipDown.com_536149216_18672569230011649_1930765662361117681_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4757356/original/067911600_1709187898-20240229-Bayi_Tahun_Kabisat-HER_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365417/original/044399600_1759182511-ea_sports_game.jpg)