
DUKA mendalam warga Kenya atas wafatnya mantan Perdana Menteri Raila Odinga di India, berubah menjadi tragedi berdarah. Sedikitnya tiga orang tewas setelah polisi melepaskan tembakan dan gas air mata di sebuah stadion di Nairobi, tempat ribuan pelayat berkumpul untuk melihat jenazah tokoh politik besar tersebut.
Kelompok hak asasi manusia terkemuka, Vocal Africa, mengonfirmasi kepada BBC, tiga jenazah dengan luka tembak telah dibawa ke kamar mayat utama kota. Media lokal juga melaporkan adanya korban tewas keempat akibat upaya pembubaran massa yang dilakukan aparat. Belum jelas apakah polisi menggunakan peluru tajam atau peluru karet.
“Kami dapat memastikan pada akhir hari, petugas kami yang ditempatkan di Nairobi Funeral Home, juga dikenal sebagai City Mortuary, [melihat] tiga jenazah dibawa masuk dengan luka tembak,” ujar Hussein Khalid, CEO Vocal Africa, kepada BBC. Ia menambahkan mereka masih menyelidiki kemungkinan jenazah lain dibawa ke kamar mayat berbeda.
Kekacauan Massal di Bandara hingga Stadion
Jenazah Odinga tiba di bandara utama Kenya pada Kamis pagi, disambut kerumunan massa yang begitu besar hingga memaksa otoritas menutup penerbangan sementara selama sekitar dua jam. Massa pendukung berhasil memasuki area terlarang, memicu penutupan bersifat pencegahan tersebut.
Dari bandara, ribuan orang mengiringi iring-iringan kendaraan yang membawa jenazah sejauh 10 kilometer menuju pusat kota. Karena jumlah massa yang membludak, upacara penghormatan publik pun dipindahkan dari rencana awal di Gedung Parlemen ke Moi International Sports Centre di Kasarani, Nairobi.
Saat iring-iringan tiba, stadion sudah penuh sesak, dengan ribuan orang lain menunggu di luar. Beberapa saat kemudian, kerumunan besar berhasil membobol gerbang arena, yang langsung direspons polisi dengan menembakkan gas air mata. Massa pun berhamburan menuju pintu keluar dalam suasana kacau.
Seorang reporter BBC di lokasi kejadian juga melihat pria berpakaian preman memukuli pengunjuk rasa menggunakan tongkat.
Penghormatan dan Janji Pemakaman Penuh Militer
Setelah kekacauan mereda, para pejabat tinggi dan pejabat pemerintah, termasuk Presiden Kenya William Ruto, sempat memberikan penghormatan terakhir di dekat peti jenazah. Sebelum penghormatan publik dilanjutkan selama beberapa jam.
Meskipun terjadi kerusuhan dan jatuhnya korban jiwa, Wakil Presiden Kithure Kindiki, yang memimpin komite perencanaan pemakaman, dalam konferensi pers pada Kamis malam tidak menyinggung sama sekali insiden kekacauan atau kematian tersebut.
Ia hanya memastikan pemakaman kenegaraan akan digelar pada Jumat dengan penghormatan militer penuh. Publik diundang untuk melihat jenazah "selama diperlukan" setelah upacara kenegaraan.
Raila Odinga, yang wafat pada usia 80 tahun, adalah tokoh sentral dan oposisi utama di panggung politik Kenya selama bertahun-tahun. Jenazahnya akan dibawa ke Kisumu, basis politiknya, pada hari Sabtu dan dimakamkan di pertaniannya di Bondo pada hari Minggu, sesuai dengan keinginan keluarga agar prosesi dilakukan sesegera mungkin. (BBC/Z-2)