Wonogiri Siap Kerahkan Ribuan Relawan Kemanusiaan Tanggulangi Bencana Hidrometeorologi

Pemkab Wonogiri gelar apel personel kesiagaan bencana hidrometeorologi di musim hujan yang semakin ekstrem belakangan ini.(MI/Widjajadi )

Bencana alam longsor, banjir dan angin ribut di sejumlah wilayah kabupaten Wonogiri membawa kerugian materi Rp 3 miliar, meski tidak ada korban jiwa. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) setempat, hingga 22 November 2025, ada 75 kasus longsor, 40 bencana angin ribut dan 5 kasus banjir.

" Untuk meminimalisasi dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di musim hujan ekstrem ini,  ribuan relawan anggota Destana (Desa Tangguh Bencana) bersama BPBD terus menggelar mitigasi kebencanaan, sebagai bentuk kesiapan, dan sudah mengikuti gelar apel kesiapan," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Wonogiri, Fuad Wahyu Pratama kepada Media Indonesia, Kamis petang (27/11).

Menurut dia, sebagai wilayah zona merah bencana alam, seluruh stakeholder kemanusiaan sudah diperintahkan Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno bersiap menanggulangi bencana yang sewaktu waktu muncul pada musin hujan yang semakin ekstrim tahun ini.

Bupati Setyo telah pula menggelar apel kesiapan yang melibatkan 1175 relawab kemanusiaan gabungan BPBD, TNI dan Polri serta barisan relawan kemanusiaan yang tergabung dalam Forum Relawan Pengurangan Risiko Bencana ( FRPRB).

Bupati Setyo menurut Fuad sengaja mengusung tema “Meningkatkan Koordinasi dan Kualitas Pengurangan Risiko Bencana Menuju Resiliensi Berkelanjutan”, agar upaya sengkuyung penanggulangan kebencanaan, bisa berjalan rampak dan kompak.

Terkait kesiapan, sejauh ini tidak ada kabupaten lain di Jawa Tengah, yang memiliki jumlah relawan Destana sebanyak Wonogiri. Seluruh desa jumlahnya 294, telah memiliki lembaga Destana, dengan ribuan relawan kemanusiaan tangguh, untuk mengurangi risiko bencana.

"Kami juga dalam apel, menggelar simulasi Urban Search and Rescue (USAR), yang menggambarkan penanganan gempa bumi disertai hujan deras, pohon tumbang, hingga evakuasi korban. Semua elemen bergerak cepat: BPBD, MDMC, PMI, TRC, SAR, Senkom, KRI, dan relawan lainnya," tandas dia.

Bupati Setyo yang dihububgi terpisah menegaskan, simulasi dan juga mitigasi sangat penting karena menggambarkan kesiapan seluruh relawan kemanusiaan untuk bergerak cepat, dalam gotong royong menanggulangi kebencanaan alam di Wonogiri. (H-1)