Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan tidak menggelar Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) ke-10 pada 2025. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari efisiensi anggaran, sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), agar daerah lebih fokus pada kegiatan sosial yang menyentuh langsung masyarakat.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan dana yang semula dialokasikan untuk WJNC akan dialihkan ke program sosial.
“Saya mintanya anggaran pentas-pentas jangan glamor-glamor dulu, yang sifatnya pentas seni nyanyi-nyanyi, anggarannya tolong dipakai untuk kegiatan bakti sosial, untuk kegiatan sosial yang lain-lainnya, menyentuh warga,” kata Hasto di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Selasa (16/9).
Hasto menegaskan WJNC hanya ditunda sementara dan diharapkan bisa kembali digelar pada tahun berikutnya.
“Kami mengikuti (arahan) Pak Kemendagri WJNC mungkin kita tunda dulu, mudah-mudahan tahun depan bisa menyelenggarakan,” ujarnya.
Sebagai pengganti, Pemkot berencana membuat lomba-lomba tematik yang mendukung program sosial.
“Jadi semua OPD itu lomba tapi lomba sesuai dengan menunjang kegiatan. Contoh gini, Dinas Kesehatan harus sweeping stunting, kemudian dikompetisikan stunting per kelurahan,” jelasnya.
“(Dinas Sosial) saya suruh ngurus katakanlah pengamen jalanan, itu tolong diurus. Kemudian nanti pengamen jalanan dikumpulkan, itu dalam rangka hari jadi,” tambahnya.
Dampak pada Sektor Hotel dan Pariwisata
Pembatalan WJNC berdampak langsung pada sektor wisata, terutama perhotelan. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan selama ini WJNC mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan okupansi hotel.
“Sebetulnya event ini juga akan meningkatkan PAD Kota Yogya juga. Biasanya event tersebut bisa dongkrak okupansi hotel resto rata-rata hunian 60 persen, di wilayah tengah (Malioboro sekitarnya) bisa 80 persen,” kata Dedy kepada Pandangan Jogja.
Dedy menambahkan, pembatalan WJNC tahun ini membuat sejumlah wisatawan membatalkan reservasi.
“Ada yang reservasi dari beberapa daerah dan Malaysia yang ingin datang menonton event tersebut juga dibatalkan berkisar 10 sampai 15 persen,” ujarnya.
Menurut PHRI, pembatalan reservasi tersebut diprediksi menurunkan tingkat okupansi hotel hingga 15 persen, terutama di kawasan Malioboro yang biasanya penuh saat WJNC digelar.