Ilustrasi--Seorang polisi Jepang berjaga-jaga di Tokyo.(AFP/Kazuhiro NOGI )
PERSELISIHAN diplomatik yang kian memanas mendorong Kedutaan Besar Tiongkok di Jepang mengeluarkan peringatan perjalanan terbaru dengan alasan situasi keamanan yang memburuk di 'Negeri Matahari Terbit' tersebut.
Kantor berita Jepang, Kyodo, Kamis (27/11) melaporkan bahwa peringatan tersebut meminta warga Tiongkok di Jepang untuk
meningkatkan kewaspadaan dan melindungi diri, karena banyak laporan terbaru dari para ekspatriat bahwa mereka 'dihina, dipukuli, dan dilukai' tanpa provokasi.
Data kriminalitas yang diungkapkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jepang, Jumat (21/11) membantah klaim Tiongkok tersebut.
Data itu menunjukkan bahwa telah terjadi tujuh kasus pembunuhan dan 21 perampokan di Jepang yang melibatkan warga negara Tiongkok antara Januari dan Oktober tahun ini, dibandingkan dengan 14 pembunuhan, 18 perampokan, dan tiga kasus pembakaran yang menimpa warga Tiongkok pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan Kyodo, tanpa menyajikan data spesifik, Kedubes Tiongkok mengatakan jumlah permintaan bantuan dari warga negaranya terkait diskriminasi terhadap mereka di Jepang telah 'meningkat secara signifikan, terutama pada November.'
Kedubes Tiongkok juga menyoroti data yang dihimpun Badan Kepolisian Nasional Jepang yang menunjukkan jumlah kasus kriminal di negara itu meningkat dari sekitar 568.000 pada 2021 menjadi sekitar 738.000 pada 2024.
Pada Rabu (26/11), juru bicara Kemlu Tiongkok Mao Ning mendesak Tokyo untuk memastikan keselamatan warga Tiongkok di Jepang, dengan mengatakan 'banyak retorika ekstrem dan mengancam terhadap Tiongkok bisa ditemukan di internet.'
Dia juga mengatakan bahwa perwakilan diplomatik Tiongkok di Jepang baru-baru ini 'berkali-kali dilecehkan, baik secara daring maupun luring, oleh para provokator sayap kanan.'
Setelah peringatan perjalanan terbaru itu keluar, sejumlah pengguna media sosial Tiongkok menyerukan rekan-rekan senegaranya untuk menghindari perjalanan ke Jepang agar tidak menimbulkan masalah bagi negara mereka, menurut laporan Kyodo.
Pada 16 November, Tiongkok juga mendesak warganya untuk mempertimbangkan kembali rencana melanjutkan pendidikan di Jepang dengan alasan keamanan.
Ketegangan dua negara dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di parlemen, awal November lalu, bahwa keadaan darurat Taiwan karena penggunaan kekuatan militer oleh Tiongkok bisa menjadi 'situasi yang mengancam kelangsungan hidup' bagi Jepang, yang memungkinkan mereka menjalankan hak bela diri kolektif. (Ant/Z-1)

1 day ago
5
































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365168/original/090343300_1759140108-WhatsApp_Image_2025-09-29_at_17.00.24.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352887/original/013654100_1758144467-AP25260720491829.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364853/original/046358800_1759128662-462a26d0-2645-4809-88b5-48611f626139.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348836/original/064698500_1757902947-ClipDown.com_536149216_18672569230011649_1930765662361117681_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4757356/original/067911600_1709187898-20240229-Bayi_Tahun_Kabisat-HER_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365417/original/044399600_1759182511-ea_sports_game.jpg)