Profil Superbank (SUPA): Harga, Penggunaan Dana, Strategi hingga Dividen

Profil Superbank (SUPA): Harga, Penggunaan Dana, Strategi hingga Dividen(Ilustrasi)

MOMEN Superbank IPO akhirnya tiba. PT Super Bank Indonesia Tbk, dengan kode saham SUPA, resmi akan melantai di Bursa Efek Indonesia. Sebelum kamu ikut berpartisipasi, memahami profil perusahaan, harga IPO SUPA, strategi bisnis, serta cara memesan sahamnya sangat penting agar keputusan investasi lebih matang.

Daftar Pemilik Superbank (SUPA)

Superbank bukanlah pemain baru yang tiba-tiba muncul. Bank ini merupakan hasil transformasi dari PT Bank Fama Internasional yang telah berdiri sejak 1993 di Bandung. Transformasi besarnya menjadi bank digital dimulai ketika Grup Emtek (Elang Mahkota Teknologi) menjadi pemegang saham pengendali, diikuti dengan masuknya investor strategis seperti Grab, Singtel, dan Kakao Bank.

Kekuatan utama Superbank terletak pada konsorsium strategis di belakangnya. Setelah IPO, struktur kepemilikan sahamnya akan didukung oleh :

• PT Elang Media Visitama (Grup Emtek): 27,07%
• PT Kudo Teknologi Indonesia (Grab): 16,67%
• GXS Bank Pte. Ltd.: 10,44% 
• KakaoBank Corp.: 8,66%
• Singtel Alpha Investments: 7,36%

Kemitraan ini memungkinkan Superbank mengintegrasikan layanannya langsung ke dalam aplikasi Grab dan OVO, yang telah berhasil mengakuisisi 64,4% pengguna aplikasi Superbank. Hingga September 2025, Superbank telah memiliki basis 5 juta nasabah.

Harga IPO & Total Dana yang Dihimpun

Berdasarkan prospektus, Superbank akan melepas sebanyak-banyaknya 4,40 miliar saham baru, yang setara dengan 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

• Kisaran Harga IPO : Rp 525 – Rp 695 per saham
• Total Dana yang Dihimpun: Rp 2,31 Triliun – Rp 3,06 Triliun
• Kapitalisasi Pasar : Rp 17,79 Triliun – Rp 23,55 Triliun

Penggunaan Dana Hasil IPO

Dana segar yang berhasil dihimpun dari Superbank IPO ini akan dialokasikan untuk dua tujuan utama :

• 70% untuk Modal Kerja: Sebagian besar dana akan digunakan sebagai modal kerja, terutama untuk mendukung ekspansi penyaluran kredit.
• 30% untuk Belanja Modal: Sisanya akan dialokasikan untuk pengembangan produk dan teknologi informasi, termasuk investasi di infrastruktur, AI, data analytics, dan peningkatan keamanan siber. Rencana belanja modal ini akan dilakukan secara bertahap dari tahun 2026 hingga 2031.

Strategi Superbank Pasca-IPO

Setelah go public, Superbank tidak akan berhenti berinovasi. Beberapa strategi kunci yang akan diterapkan adalah :

• AI-Powered Credit Lifecycle: Memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), machine learning, dan big data untuk menilai kelayakan kredit dan mengelola risiko dengan lebih canggih dan efisien.
• Penguatan Ekosistem Digital: Terus mengintegrasikan layanannya ke dalam platform mitra strategis seperti Grab dan OVO untuk menjangkau lebih banyak segmen masyarakat, termasuk di daerah semi-perkotaan dan pedesaan.
• Efisiensi Operasional: Menciptakan budaya perusahaan yang "lean" dan cerdas dengan mengoptimalkan biaya operasional melalui teknologi.

Rencana Pembagian Dividen SUPA
Sebuah kabar gembira bagi investor yang menyukai pendapatan rutin. Superbank telah menetapkan komitmen kebijakan dividen dengan payout ratio hingga 85% dari laba bersih tahun berjalan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dividen baru akan dibagikan setelah perusahaan membukukan saldo laba positif, yang ditargetkan pertama kali pada tahun 2029. Keputusan final pembagian dividen juga akan mempertimbangkan kondisi kesehatan bank, kebutuhan modal, dan persetujuan OJK.

Jadwal Lengkap IPO Superbank (SUPA)

Agar tidak ketinggalan momen penting, catat timeline IPO SUPA berikut ini :

• Masa Penawaran Awal (Bookbuilding): 25 November– 1 Desember 2025
• Tanggal Efektif: 8 Desember 2025
• Masa Penawaran Umum (e-IPO): 10 – 14 Desember 2025
• Tanggal Penjatahan (Allotment) : 15 Desember 2025
• Pencatatan di BEI (Listing): 17 Desember 2025

Cara Beli IPO SUPA di Ajaib

Bagi kamu investor pemula, ikut Pesan IPO Superbank di Ajaib sangatlah mudah. Ikuti langkah-langkah berikut :

1. Persiapkan Akun dan Dana: Pastikan kamu sudah memiliki akun Ajaib uin yang terverifikasi dan mengisi saldo di Rekening Dana Nasabah (RDN).
2. Pelajari Prospektus: Buka menu "Penawaran IPO" di aplikasi Ajaib, cari SUPA, dan baca ringkasan prospektusnya dengan saksama.
3. Lakukan Pemesanan: Kamu bisa melakukan pemesanan pada periode bookbuilding (25 November – 1 Desember 2025) dan juga di periode penawaran umum (10 – 14 Desember 2025 sampai pukul 20.00 WIB). Caranya, klik "Pesan" dan tentukan jumlah lot yang ingin dibeli (1 lot = 100 lembar saham).
4. Tunggu Hasil Alokasi: Sistem akan melakukan penjatahan. Jika pesananmu melebihi kuota yang tersedia, dana kelebihannya akan dikembalikan.

Yang menarik, pesan IPO SUPA di Ajaib bisa dapat cashback saham Superbank total Rp100 juta! Selain itu, Ajaib menawarkan kemudahan beli IPO dengan "Pesan Dulu, Bayar Belakangan” dan tanpa cash ditahan. Sehingga kamu tetap bisa menggunakan uang tersebut untuk investasi atau trading.

Superbank IPO menghadirkan peluang untuk memiliki saham sebuah bank digital dengan fondasi yang kuat, didukung konsorsium strategis dan strategi bisnis yang jelas. Komitmen dividen yang tinggi di masa depan juga menjadi daya tarik tersendiri.

Sebelum berinvestasi, selalu ingat untuk melakukan penelitian mandiri, membaca prospektus lengkap, dan menyesuaikan keputusan dengan profil risiko serta tujuan keuangan kamu. Hanya gunakan dana dingin yang siap untuk ditempatkan dalam investasi.

Yuk, wujudkan rencana investasi kamu! 

Pesan IPO Superbank di Ajaib sekarang dan nikmati kemudahan Pesan Dulu, Bayar Belakangan serta kesempatan dapatkan cashback Superbank senilai Rp100 juta!
Prosesnya mudah, aman, dan dipandu. Ajaib sudah berizin dan diawasi OJK, jadi investasi kamu lebih terjamin. Download aplikasi Ajaib sekarang dan jangan lewatkan momen Superbank IPO ini! (RO/P-4)

Disclaimer: Artikel ini disajikan sebagai informasi semata dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Investasi di pasar modal memiliki risiko. Pastikan melakukan analisis mandiri sebelum menentukan keputusan investasi.