
SUMBANGSIH terus diberikan perguruan tinggi untuk meningkatkan dunia kepariwisataan di Kota Bandung. Salah satunya dilakukan Politeknik Pariwisata NHI Bandung.
Pada peringatan World Tourism Day 2025, Politeknik Pariwisata NHI Bandung berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bandung menggelar Bandung Sustainable City Trip 2025. Ini merupakan program wisata edukatif berbasis keberlanjutan yang mengajak peserta menyusuri langsung praktik transformasi lingkungan dan komunitas di Kota Bandung.
Kegiatan dilaksanakn pada Sabtu (27/9). Dimulai pukul 06.15 WIB dan berakhir pada 13.00 WIB, titik kumpul dan penutupan dilakukan di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung.
Sebanyak 80 peserta terpilih dari lebih dari 250 pendaftar. Mereka berasal dari Malaysia, komunitas umum, dan perwakilan asosiasi. Para peserta mengusung semangat kolaboratif dan reflektif.
Peserta dibagi ke dalam 4 rute perjalanan yang menggunakan 2 unit HiAce (total 8 kendaraan), dengan tujuan mengunjungi 8 titik kunjungan edukatif.
Rute A: Kampus Poltekpar NHI Bandung & Buruan Sae Sawargi
Rute B: TPST Nyengseret & Kampung Cibunut Berwarna
Rute C: Jasmine Integrated Farm & Bank Sampah Induk Sadang Serang
Rute D: Sekolah Kang Pisman & Buruan Sae Tani Suka
Kegiatan dibuka oleh Endang Komesty Sinaga, Wakil Direktur I Poltekpar NHI Bandung dan Yayah Sumiyati, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
Pada kesempatan tersebut, juga diluncurkan e-booklet Bandung Sustainable City Trip 2025 yang memuat informasi rute, deskripsi lokasi kunjungan, dan aktivitas yang dapat dilakukan di setiap titik.
Bandung Sustainable City Trip 2025 merupakan hasil sinergi lintas program studi di Poltekpar NHI Bandung. Mahasiswa Program Studi Usaha Perjalanan Wisata (UPW) bertugas sebagai tur operator, sementara mahasiswa Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara (PKA) bertindak sebagai event organizer, mengelola seluruh jalannya kegiatan.
Kegiatan ini juga didukung oleh sejumlah mitra kolaborator, yaitu Kino, LiveFolk, Folk Indonesia, Temu Roti, Katara Beans, Gamma Metrics, Mata Kucing Documentary, dan Airi Indonesia. Mereka turut berkontribusi dalam penyediaan fasilitas dan logistik kegiatan dengan pendekatan ramah lingkungan dan berbasis keberlanjutan.
Dari Pemkot Bandung, kegiatan ini turut difasilitasi oleh perangkat daerah terkait, yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta Bagian Kerja Sama Setda Kota Bandung. Ini menjadi bentuk dukungan kolaboratif lintas sektor dalam mewujudkan praktik wisata yang edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.