Penggunaan Tenaga Surya Signifikan Tekan Emisi Karbon

Pemanfaatan panel surya.(Dok. Alfamidi)

TENAGA surya menjadi pilihan energi alternatif untuk mengurangi emisi karbon penyebab perubahan iklim. Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) salah satu pilihan terbaik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan bahan bakar fosil. 

Seperti diketahui, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,9% dengan upaya sendiri hingga 43,2% dengan dukungan internasional pada 2030. PLTS berkontribusi di sektor pemanfaatan energi bersih untuk menekan emisi karbon. 

Di Indonesia, pemanfaatan PLTS saat ini telah semakin banyak digunakan. Baik dalam skala besar yang dibuat pemerintah, seperti PLTS Terapung Cirata, hingga skala kecil dan menengah yang dibangun oleh perusahaan atau perseorangan.

Building Manager PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi), Pembangunan Siregar, mengatakan melihat manfaatnya untuk lingkungan, pihaknya kemudian menggunakan PLTS untuk ikut upaya penyelamatan lingkungan. Hingga saat ini telah dioperasikan 30 Pembangkit PLTS di 8 kantor cabang, 20 toko Alfamidi Super dan 1 toko reguler hingga Oktober 2025. Delapan kantor cabang tersebut antara lain Pasuruan, Palu, Medan, Makassar, Kendari, Boyolali, Bitung dan Manado. Sedangkan 21 toko/ gerai beratap PLTS tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. 

Puluhan PLTS on grid berkapasitas 3.019 kWp ini beroperasi dengan mengonversi energi matahari melalui panel surya sehingga menghasilkan listrik mencapai 2,8 juta kWh dan mampu menghemat biaya listrik hampir Rp4,2 miliar. Dari pengoperasian itu juga berhasil mereduksi 1.633 ton emisi karbon atau setara dengan menanam 2.018 pohon. 

“Pemanfaatan PLTS dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan bahan bakar fosil. Pengoperasian PLTS ini bukti nyata kepedulian terhadap lingkungan dan bumi,” kata Pembangunan Siregar, dalam keterangannya, Jumat, (28/11).

Selain penggunaan energi alternatif, dikatakan Pembangunan, salah satu upaya yang juga dilakukan untuk membantu penyelamatan lingkungan adalah dengan melakukan pengelolaan sampah agar menjadi sirkular ekonomi. Ia mengatakan pihaknya telah menginisiasi program Kampung Merdeka Alfamidi menggandeng bank sampah di Jakarta Selatan, Medan, Makassar, Kendari, Palu dan Manado. Tercatat lebih dari 700 nasabah bank sampah tergabung dalam program yang mendorong sirkular ekonomi ini. 

"Bersama masyarakat, memilah, mengolah dan membuat sampah bernilai sehingga bisa mengurangi beban lingkungan," kata Corporate Communication Manager Alfamidi, Retriantina Marhendra.

“Dalam event Alfamidi Family Day Fun Walk 2025 juga, kami juga menginisiasi event olahraga sambil mengajak Family Midi memilah sampah dan berhasil terkumpul lebih dari 1 ton sampah terpilah. Melalui ini, kami mengajak masyarakat peduli lingkungan dan bertanggung jawab terhadap sampahnya,” ungkap Retriantina. 

Selain itu juga dilakukan penanaman 18.950 bibit pohon di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur dan Maluku. Terdapat 13 jenis bibit pohon yang ditanam seperti mangrove, kiara, angsana, mahoni, bambu, tabebuya dan pohon produktif seperti durian. (H-3)