Korban Tewas Bencana Taput Meningkat Jadi 23 Orang, 28 Masih Hilang

Ilustrasi(ANTARA)

JUMLAH korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Utara terus bertambah. Hingga Sabtu (29/11/2025) pukul 16.20 WIB, tim gabungan mengevakuasi 23 jenazah, sementara 28 orang masih dinyatakan hilang.

Walpon Baringbing, Kasi Humas Polres Tapanuli Utara, Sabtu (29/11), Kecamatan Adiankoting menjadi wilayah dengan dampak paling besar. Arus banjir membawa material lumpur dan glondongan kayu ukuran besar, menghantam rumah warga dan menutup badan jalan.

Sebanyak 18 korban meninggal ditemukan di wilayah ini, terdiri atas:
Bangun Sitompul (45)
Rey Bastian Sitompul (1)
Aksel Hutagalung (6)
Cantika Sitompul (11)
Nurmaida Hutagalung (64)
Tasya Sitompul (8)
Ucok Sitompul (4 bulan)
Jeslin Sitompul (2)
Nurmala Hutagalung (63)
Tiomina Simamora (54)
Jones Sitompul (32)
Nerla Simanjuntak
Sumiati
Nur Asiyah
Amelia Azhari
Uswatun Hasanah
Nurjanah
Indri Laura Hutabarat

Mayoritas korban berasal dari Desa Pagaran Pisang dan Desa Sibalanga, dua desa yang diterjang banjir bandang secara tiba-tiba.

Lima Korban Ditemukan di Parmonangan:
Selain di Kecamatan Adiankoting, lima korban meninggal ditemukan di Kecamatan Parmonangan. 

Kelima korban tersebut adalah:
Santiur br Marbun
Reza Manalu
Farida (40), warga Tebing Tinggi
Gideon Manalu (25), warga Desa Manalu Dolo
Sahat Manalu (40), warga Desa Hutatua.

Pencarian Diperluas:
Proses pencarian dan penyelamatan masih berlangsung. Tim SAR gabungan terdiri atas BPBD, BASARNAS, TNI, Polri, dan relawan menyisir aliran sungai, permukiman, hingga tumpukan material kayu yang menutup akses jalan.

Medan yang berat, cuaca yang tidak stabil, dan banyaknya material kayu besar menjadi kendala utama di lapangan. (H-2)