Kemenhut masih Menyelidiki Asal Muasal Kayu Gelondongan pada Banjir di Tapanuli

KEMENTERIAN Kehutanan (Kemenhut) membantah kayu gelondongan yang ikut terserat banjir di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, Sumatra Utara akibat hasil pembalakan liar di wilayah tersebut. Kemenhut mengklaim sedang melakukan penyelidikan asal kayu tersebut. 

Sebelumnya, rekaman video amatir banjir bandang yang menerjang di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah viral di media sosial. Pasalnya dalam banjir besar tersebut, terlihat kayu gelondongan ikut mengalir deras terbawa derasnya arus air.

Warganet pun mengaitkan kayu-kayu gelondongan tersebut merupakan dampak pembalakan liar di Sumatra sehingga banjir dan longsor melanda di sebagian besar wilayah Sumatra. Menanggapi hal tersebut, Dirjen Penagakan Hukum Kemenhut, Dwi Juanto Nugroho membantah jika kayu tersebut adalah hasil pembalakan liar. Menurutnya, aksi pembalakan liar telah bergeser ke wilayah Indonesia Timur. 

''Operasi terkait dengan PHT (penegakan hukum terhadap) Kehutanan itu ada di beberapa tempat tadi. Terkhusus di lokasi-lokasi yang mengalami banjir. Dari Aceh Tengah statusnya sudah P21. Solok (Sumbar) masih berproses. Kepri, Mentawai, dan Sumbar, Tapanuli Selatan. Nah untuk khusus operasi pembalakan liar juga kita lakukan selama tahun 2025 ini ada di Aceh Tengah, Kepri, Pelalawan (riau), Mentawai dan Solok (sumbar), Simalungun dan Tasem,'' jelas Dwi Juanto. 

Namun, Juanto menambahkan Kemenhut masih melakukan penyelidikan guna memastikan asal kayu gelondongan tersebut. (H-1)