
PEMERINTAH Indonesia melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) mengalokasikan dana hibah untuk Palestina sebesar US$12 juta atau sekitar Rp200 miliar pada 2025. Dana hibah tersebut diberikan dalam bentuk bantuan pangan.
Direktur Utama LDKPI Dalyono menyebut Palestina menjadi fokus tujuan hibah karena kondisi negara tersebut yang sangat menantang dari sisi keamanan dan kemanusiaan.
“Sebagaimana telah disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di UNGA (Majelis Umum PBB), (Indonesia) akan memberikan bantuan pangan kepada Palestina. Nilai bantuannya cukup besar yaitu US$12 juta atau sekitar Rp200 miliar,” kata Dalyono dalam acara Media Gathering Kementerian Keuangan di Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10).
Melalui kerja sama dengan The World Food Programme (WFP), bantuan tersebut akan diwujudkan dalam tiga bentuk, yakni bantuan untuk dapur umum, liquid nutrient base (suplemen kesehatan untuk ibu hamil dan anak-anak), dan high energy biscuits (biskuit berenergi). “Saat ini dalam proses untuk penyalurannya,” kata Dalyono.
Bantuan juga diberikan dalam bentuk pelatihan pengembangan pertanian untuk masyarakat di Tepi Barat, Palestina, yakni untuk komoditas alpukat. Kendala yang saat ini dihadapi wilayah penghasil alpukat itu antara lain keterbatasan pupuk, teknologi pengolahan, pengembangan, dan pemasaran.
“Mereka mengajukan kepada Indonesia karena melihat Kementerian Pertanian mempunyai badan pelatihan yang bisa memberikan bantuan kepada para petani Palestina untuk mengembangkan produk alpukatnya. Nilainya tidak terlalu besar, sekitar Rp2 miliar. Namun manfaatnya diharapkan cukup membantu mereka mengembangkan program pengembangan alpukat ke depan,” papar Dalyono.
Pada 2025, pemerintah Indonesia menargetkan penyaluran hibah sebesar Rp525 miliar, meningkat dari tahun 2024 sebesar Rp315,30 miliar.
Hingga September 2025, realisasinya sudah sekitar Rp433 miliar, yang mana Rp200 di antaranya berasal dari hibah ke Palestina.
“Kalau dibandingkan dengan target yang ingin kita capai, masih perlu untuk ditingkatkan. Tapi karena beberapa hibah belum dilaksanakan atau masih akan dilaksanakan di kuartal terakhir 2025. Untuk tahun 2026 targetnya adalah Rp552 miliar,” pungkasnya. (H-3)