
GEMPA bumi bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah lepas pantai Filipina selatan pada Jumat pagi (10/10), tepatnya di perairan dekat Kota Manay, Mindanao.
Guncangan kuat tersebut memicu gelombang kekhawatiran dan sempat mengakibatkan peringatan tsunami oleh otoritas setempat.
Menanggapi situasi itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Filipina agar meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan keselamatan pribadi.
Direktur Pelindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa gempa terjadi pada Jumat (10/10) sekira pukul 09.43 waktu setempat, dengan pusat gempa berada di Municipality of Manay, Provinsi Davao Oriental, sekitar 232 km dari Davao City.
Gempa tersebut disertai peringatan tsunami dan gempa susulan dilaporkan terjadi sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Berdasarkan informasi dari otoritas setempat, tercatat tiga warga lokal meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Davao City bergerak cepat melakukan koordinasi dengan otoritas Filipina dan komunitas masyarakat Indonesia.
"Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban akibat gempa tersebut," kata Judha dalam keterangannya Jumat (10/10).
Dia juga menyampaikan bahwa peringatan tsunami telah dicabut oleh otoritas Filipina.
Tercatat sekitar 8.700 WNI tinggal di wilayah selatan Filipina. Dalam imbauannya, Kemenlu mengingatkan agar mereka terus mengikuti perkembangan situasi.
KJRI Davao menyampaikan agar WNI tetap waspada terhadap gempa susulan, memonitor informasi dari otoritas lokal dan segera menghubungi pihak perwakilan jika menghadapi keadaan darurat.
"Jika menghadapi situasi darurat segera menghubungi hotline KJRI Davao City di nomor 0966245572," demikian imbauan resmi Kemenlu. (I-2)