Eks Napiter Sebut Keluarga dan Pendidikan Benteng Pertahanan dari Radikalisme

4 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Eks Napiter Sebut Keluarga dan Pendidikan Benteng Pertahanan dari Radikalisme ARIF Fathoni, eks napiter.(Dok. BNPT)

ARIF Fathoni, eks napiter sekaligus mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengungkapkan pintu masuk radikalisme sering kali dari pikiran yang kehilangan arah dan keluarga yang tak harmonis.

Setelah menjalani proses panjang deradikalisasi dan reintegrasi sosial, Arif menjadikan pendidikan dan keluarganya sebagai benteng utama agar arus ekstremisme tidak kembali menerobos kehidupan generasi muda.

Tanpa pendidikan yang memadai, menurutnya pertahanan seseorang akan mudah dijebol, terutama di era arus banjir informasi.

"Kenapa jebol? Karena sungai yang deras, tanggulnya tidak kuat menahan arus yang deras tadi. Jebol,” kata Arif melalui keterangannya, Rabu (15/10).

Ia berbicara bukan sebagai mantan pelaku, tetapi sebagai seseorang yang telah melihat betapa lemahnya pagar nalar dan kasih ketika pendidikan dan keluarga abai. Ia mengaku, ideologi radikal dulu masuk dalam kehidupannya ketika ia masih mahasiswa baru.

Saat itu, ajakan pengajian yang tampak biasa ternyata menjadi jalan menuju gerakan transnasional yang menolak sistem negara. Ia mengingat betul bagaimana narasi kebencian tumbuh pelan-pelan dengan menyerang kepercayaan pada pemerintah, lembaga agama, dan bahkan keluarga sendiri.

“Keluarga bisa hilang karena pilihan radikal. Maka peluk keluarga, libatkan keluarga,” katanya.

Kini Arif menyadari, tidak ada benteng yang lebih kuat dari komunikasi yang hangat antara anak dan orang tua. Ia menyesal pernah menutup diri dari keluarga yang sesungguhnya ingin melindungi.

“Saya ingin menyampaikan pesan kepada teman-teman: sayangi keluarga, libatkan keluarga dalam setiap keputusan, jangan memutus komunikasi dengan orang tua. Dulu saya meremehkan orang tua, itu salah besar. Orang tua tidak ingin menyesatkan anaknya,” ujarnya.

Melalui pendekatan humanis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 Antiteror, Arif dipertemukan dengan tokoh-tokoh agama moderat dan para akademisi. Pendekatan berbasis keluarga dan pendidikan inilah yang kini menjadi salah satu strategi utama BNPT dalam menutup celah rekrutmen kelompok ekstrem.

Kini, Arif aktif berdakwah di berbagai forum pendidikan dan komunitas muda. Ia senantiasa mengingatkan bahwa radikalisme bukan hanya ancaman keamanan, tapi juga ancaman moral dan kemanusiaan. Ia percaya, benteng paling kuat melawan ekstremisme bukan di barak atau kantor polisi, melainkan di rumah dan ruang kelas.

“Peganglah rujukan pada ulama yang kredibel. Muhammadiyah, NU, dan ulama yang diakui ilmunya,” kata Arif. Ia juga menyebutkan bahwa ajaran Islam sejati tidak mengajarkan permusuhan, tetapi mengedepankan rahmat dan kedamaian. “Jangan tertipu ajakan yang mengobarkan kebencian.” katanya, (H-3)

Read Entire Article