Sejumlah warga berjalan di antara potongan kayu gelondongan yang bertumpuk di pantai Air Tawar, Padang, Sumatra Barat, Jumat (28/11/2025)( ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
MUNCULNYA tumpukan kayu gelondongan yang hanyut saat banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat kembali memicu sorotan publik terhadap dugaan praktik penebangan liar (illegal logging). Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius tentang asal-usul kayu tersebut dan apakah bencana banjir kali ini mengungkap jejak pembalakan liar yang selama ini tersembunyi.
Usut Siapa Pemilik Kayu Gelondongan
Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, meminta pemerintah segera mengusut asal-usul kayu gelondongan yang hanyut terbawa banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Menurutnya, keberadaan kayu-kayu tersebut menimbulkan pertanyaan publik terkait kemungkinan adanya praktik penebangan liar.
“Kami mendorong agar pemerintah segera membentuk tim investigasi untuk menelusuri dari mana kayu itu, kenapa bisa hanyut di dalam bencana? Apakah ada pelanggaran? Apakah ada illegal logging? Dan siapa pelakunya?” kata Daniel dikutip dari Antara, Sabtu (29/11).
Ia menilai, pembentukan tim investigasi tidak hanya penting bagi transparansi, tetapi juga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
“Tentu ini akan melegakan hati masyarakat, dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah,” ujar anggota DPR yang bermitra dengan Kementerian Kehutanan tersebut.
Publik Soroti Deforestasi di Tengah Banjir Sumatra
Sebelumnya, video viral di media sosial memperlihatkan tumpukan kayu gelondongan terseret banjir. Banyak warganet mengaitkan fenomena ini dengan dugaan deforestasi yang disebut turut memperburuk bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumut, dan Sumbar dalam beberapa waktu terakhir.
Menanggapi maraknya spekulasi publik, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho, menegaskan bahwa pihaknya akan memproses kemungkinan praktik illegal logging di balik kayu-kayu gelondongan yang terbawa banjir bandang Sumatra.
"Terkait pemberitaan yang berkembang, saya perlu menegaskan bahwa penjelasan kami tidak pernah dimaksudkan untuk menafikan kemungkinan adanya praktik ilegal di balik kayu-kayu yang terbawa banjir, melainkan untuk memperjelas sumber-sumber kayu yang sedang kami telusuri dan memastikan setiap unsur ilegal logging tetap diproses sesuai ketentuan,” tegas Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan, Dwi Januanto Nugroho, Sabtu (29/11).
Dwi menjelaskan bahwa pihaknya telah menemukan perkembangan modus kejahatan kehutanan berupa pencucian kayu ilegal yang dibuat seolah-olah legal dengan memanfaatkan skema Pemegang Hak Atas Tanah (PHAT).
Sebelumnya, ia menyampaikan bahwa dugaan sementara menunjukkan kayu-kayu yang hanyut merupakan bekas tebangan yang sudah lapuk dan kemungkinan besar berasal dari area penggunaan lain (APL) milik PHAT.
"Kita deteksi bahwa itu dari PHAT di APL. PHAT adalah Pemegang Hak Atas Tanah. Di area penebangan yang kita deteksi dari PHAT itu di APL, memang secara mekanisme untuk kayu-kayu yang tumbuh alami itu mengikuti regulasi kehutanan dalam hal ini adalah SIPU, Sistem Informasi Penataan Hasil Hutan," kata Dwi Januanto Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/11).
Respons Gubernur Sumut
Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, mengaku pihaknya telah menginstruksikan pengecekan lapangan untuk memastikan apakah kayu-kayu tersebut terkait aktivitas pembalakan liar. Pemerintah daerah masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. (Ant/RK/P-4)

1 day ago
1




















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368069/original/029796200_1759335348-IMG_20251001_174918_465.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368278/original/022363000_1759370649-UNCROPPED_HUAWEI_X_MO_FARAH_HIGH_RES_RETOUCHED_UNCROPPED_V1_4__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368734/original/054940800_1759389006-4._OPPO_A6_Pro.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368252/original/072723900_1759368570-MPL_ID_S16_01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368592/original/052082700_1759382673-WhatsApp_Image_2025-10-02_at_11.55.17__2_.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364673/original/002689600_1759123307-xnghan_p2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236191/original/021182700_1748493363-image002.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5080104/original/087826400_1736158590-20250106-Dapur_MBG-MER_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5357242/original/017691500_1758523929-IMG_20250922_110751_383.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4388674/original/024066900_1681094741-logo-ea-sports-fc.png.adapt.1456w.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368342/original/065760600_1759373933-Realme_Moonton_M7_01.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276828/original/024798900_1751964665-WhatsApp_Image_2025-07-08_at_14.47.05.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381343/original/033703500_1760501307-Cara-Arsitektur-AI-Native-ERP-ScaleOcean-Pastikan-Analisis-Data-Bisnis-Akurat.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377050/original/026970200_1760074385-IMG_8595-01.jpeg)