Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk tidak terlalu banyak melayani hingga ribuan porsi. Menurutnya, hal tersebut dapat menimbulkan risiko.
"Tingkat yang dilayaninya jangan terlalu jumlahnya ribuan, karena siapa pun tidak akan sanggup untuk mengelola jumlah makanan ribuan, masaknya tiap hari tidak pernah berhenti," kata Dedi usai menghadiri rapat paripurna DPRD Kota Bandung, Kamis (25/9).
"Dan jarak tempuh dari dapur ke sekolah ini agak jauh. Pasti memiliki risiko," lanjut dia.
"Dan yang paling utama sih menurut saya adalah yang harus diperhatikan rasa trauma, karena anak yang kemudian mengalami keracunan, mungkin besok tidak mau makan lagi. Karena trauma kan itu penting ya. Ini harus menjadi perhatian serius," ujar Dedi.
Ia melanjutkan, "Karena program yang sangat baik oleh Pak Prabowo ini yang tujuannya untuk meningkatkan nutrisi gizi protein anak-anak Indonesia. Anak-anak Jawa Barat menjadi kuat. Jangan sampai dalam teknis pengelolaannya salah urus."
Apakah program MBG akan dihentikan sementara? Dedi menjawab, Senin nanti akan melaksanakan pertemuan dengan kepala perwakilan pengelola MBG Jawa Barat untuk melakukan evaluasi. Di pertemuan ini keputusannya.
"Nah ini yang harus kita lakukan bersama. Ya nanti hari Senin kita bicara dulu dengan Kepala Perwakilan Jawa Barat. Bagaimana komitmen dia. Setelah melihat komitmennya nanti pemerintah provinsi akan mengambil keputusan," ucap Dedi.