
TIM DVI Polri yang melakukan identifikasi korban runtuhnya Musholla Ponpes Al Khoziny telah memasuki fase sulit dalam proses identifikasi akibat minimnya sampel dari korban yang dinilai kurang bagus.
“Kurang bagus itu dalam arti mungkin pengambilannya waktu itu, memang jenazahnya sudah dalam posisi tidak banyak mengandung DNA. Ini biasanya pemeriksaannya itu membutuhkan proses lebih panjang,” kata Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidajati di RS Bhayangkara, Surabaya, Jumat (10/10).
Wahyu mengakui diawal proses identifikasi sampel dari jenazah kualitasnya masih bagus sehingga cepat teridentifikasi. Namun, kali ini fase sangat sulit bagi tim. “Tapi, tetap menjadi tanggung jawab Tim DVI untuk mengungkap identitas korban,” ujarnya.
Oleh karena itu, Wahyu meminta kepada keluarga untuk bersabar menunggu hasil pemeriksaan. “Kami juga berusaha selain non DNA, kami juga masih cocok-cocokan kembali data-data Antemortem dan Postmortem,” ungkapnya.
Sementara itu, hasil identifikasi pada Jumat (10/10) terungkap ada tiga kantong jenazah yang teridentifikasi. Satu diantaranya adalah bodypart atas nama haikal yang sudah teridentifikasi sebelumnya.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim Kombes Pol Khusnan Marzuki di Post Mortem RS Bhayangkara Surabaya di Surabaya, Jumat (10/10) mengatakan tiga yang teridentifikasi langsung diserahkan ke keluarga dan Polda akan memfasilitasi.
Dua jenazah yang teridentifikasi adalah M Alvin Mutawakkil Alallah, M Iqlil Ibrohim. Sedangkan satu bodypart diketahui atas nama Haikal yang sudah teridentifikasi sebelumnya.
Dengan demikian maka jumlah yang sudah teridentifikasi sebanyak 50. Sementara sisa kantong 14. Sementara yang diungkapkan 67. “Kami berusaha keras untuk mengungkap identitas mereka,” ujarnya.(H-2)