Spiritualitas dalam Kepemimpinan Publik: Antara Ilmu dan Jalan Batin

14 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Antara Ilmu dan Jalan Batin Suyoto, Bupati Bojonegoro 2008-2018, Chancellor United in Diversity, dan Pengajar FAI Universitas Muhammadiyah Gresik.(Dok. Pribadi)

PADA 2011, setelah melakukan penelitian tentang perjalanan kepemimpinan saya di Bojonegoro, Otto Scharmer dari MIT—penggagas Theory U— pernah ditanya tentang siapa sebenarnya Kang Yoto.  Jawabannya sungguh mengejutkan saya: “Kang Yoto is a spiritual leader, a leader who works in the political field in emerging well-being for all.” Menurut dia, saya bukan hanya pemimpin politik tetapi pemimpin spiritual yang bekerja dalam arena politik untuk menghadirkan kesejahteraan bagi semua.

Beberapa tahun kemudian, Prof. Abdul Munir Mulkhan menulis buku Kepemimpinan Spiritual Transformatif Kang Yoto (2016). Beliau menyebut politik sebagai thariqah sufiyah —jalan kesufian— bagi saya. Dua pandangan ini membuat saya semakin menyadari kepemimpinan publik bukan sekadar proses politik dan manajerial melainkan juga perjalanan spiritual yang menuntut keseimbangan antara nalar, rasa, dan kesadaran ilahi.

Politik dan Spiritualitas: Dua Dunia Bisa Menyatu

Dalam bayangan umum, politik sering dipersepsikan sebagai dunia keras, penuh intrik, dan kepentingan. Namun, pengalaman lapangan menunjukkan bahwa justru di ruang-ruang itulah spiritualitas diuji.

Setiap pemimpin publik mengalami momen kritis—baik dalam kesulitan maupun keberhasilan. Di situlah nilai-nilai spiritual menemukan relevansinya.

Saya pernah mengalami saat-saat hampir putus asa, dicela, ditinggalkan, bahkan direndahkan. Dalam situasi seperti itu, spiritualitas menjadi sumber daya batin: menumbuhkan niat yang lurus, mujahadah, sabar, rida, dan ikhlas. Energi spiritual menuntun saya terus berjuang, bukan karena ambisi kekuasaan, tetapi karena keyakinan akan kebaikan yang lebih besar.

Sebaliknya, saat keberhasilan datang —menang dalam kontestasi, menerima penghargaan, atau mendapat pujian— jalan spiritual berperan sebagai penjaga agar saya tidak mabuk kuasa. Keberhasilan sejatinya bukan hasil kerja pribadi tetapi buah dari harmoni antara masyarakat, alam, dan kehendak Tuhan. Prinsip eling lan waspada menjadi pegangan untuk tetap rendah hati dan sadar bahwa jabatan hanya amanah bukan anugerah yang bisa dibanggakan.

Sains dan Spiritualitas dalam Kepemimpinan

Dalam dua dekade terakhir, banyak riset di bidang neuroscience of leadership dan spiritual leadership theory menegaskan pentingnya dimensi batin dalam kepemimpinan.

Peneliti seperti Louis Fry (2003) menyebut spiritual leadership sebagai kemampuan menumbuhkan calling (panggilan hidup) dan membership (rasa keterhubungan) dalam organisasi. Dua hal ini menumbuhkan motivasi intrinsik dan makna mendalam dalam kerja publik.

Sementara riset neuropsikologi menemukan bahwa manusia memiliki pusat kesadaran moral dan spiritual di otak —sering disebut God spot— yang berperan penting dalam keputusan altruistik dan empatik. Ketika bagian ini aktif, seseorang cenderung berpikir jernih, rendah hati, dan tergerak untuk melayani. Inilah dasar ilmiah mengapa spiritualitas bukan sekadar urusan agama tetapi juga dimensi biologis dan psikologis yang menopang kepemimpinan berkelanjutan.

Dalam pengalaman saya, keputusan publik yang baik bukan hanya hasil kalkulasi rasional tetapi juga hasil penyatuan antara nalar, empati, dan kesadaran spiritual. Pemimpin yang sadar secara spiritual lebih berhati-hati menggunakan kekuasaan, lebih peka terhadap penderitaan warga, dan lebih mampu menjaga keseimbangan antara hasil dan kemaslahatan.

Menumbuhkan Spiritualitas dalam Kepemimpinan Publik

Kualitas spiritual seorang pemimpin tidak muncul tiba-tiba. Ia lahir dari latihan kesadaran dan disiplin refleksi diri. Ada beberapa hal yang saya rasakan penting:

  • Niat Luhur – Menempatkan jabatan sebagai amanah untuk menebar manfaat bukan mencari kemuliaan pribadi.
  • Refleksi dan Keheningan – Meluangkan waktu untuk merenung, mendengar suara hati, dan berdialog dengan diri. Dalam keheningan, kita sering menemukan kebijaksanaan yang tidak muncul dalam hiruk-pikuk politik.
  • Empati dan Kesadaran Ekosistem – Menyadari bahwa setiap kebijakan berdampak pada manusia, alam, dan masa depan.
  • Ketulusan dan Kerendahan Hati – Menerima keberhasilan tanpa kesombongan, menghadapi kegagalan tanpa dendam.
  • Syukur dan Cinta – Mengubah setiap pengalaman, baik pahit maupun manis, menjadi sumber pembelajaran dan kasih.

Penutup

Kepemimpinan spiritual bukan berarti menjauh dari dunia tetapi justru menyelami dunia dengan kesadaran lebih dalam. Ia tidak meniadakan sains melainkan mengintegrasikan sains dengan nurani.

Dalam politik yang sering keras dan pragmatis, spiritualitas menjadi cahaya yang menuntun: agar pemimpin tidak hanya cerdas tetapi juga bijak; tidak hanya berkuasa, tetapi juga berbelas kasih.

Mungkin benar seperti kata Otto Scharmer: pemimpin spiritual adalah mereka yang bekerja di dunia politik namun hatinya berakar pada cinta dan kesejahteraan bagi semua. Mungkin di situlah letak hakikat sejati kepemimpinan publik —melayani dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan. (H-3)

Read Entire Article