
WAKIL Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu memastikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) asing tidak akan hengkang dari Indonesia di tengah isu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) swasta.
Pada Selasa (7/10), Todotua menggelar pertemuan dengan sejumlah badan usaha penyalur BBM, di antaranya Shell, BP-AKR, dan ExxonMobil. Pertemuan tersebut menjadi tindak lanjut atas surat yang dikirim para pelaku usaha terkait kepastian serta kelangsungan investasi mereka di Indonesia.
“Kalau dari sisi kami, tugasnya menjaga investasinya. Tapi kebijakan soal BBM kan ada di Kementerian ESDM. Kami turun tangan untuk menjembatani agar persoalan ini bisa diselesaikan,” ujar Todotua saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Jumat (10/10).
Ia menekankan pentingnya menjaga investasi yang sudah ada (existing investment), bukan hanya menarik investasi baru. Menurutnya, jika SPBU swasta sampai menghentikan operasional atau menarik diri, akan berdampak luas. Seperti, terganggunya ekosistem ekonomi yang telah terbentuk, hingga hilangnya lapangan kerja.
"Kalau mereka terganggu atau lagi sampai mereka pull out (cabut), itu kan kita rugi, dari tenaga kerjaa yang hilang, ekosistem ekonomi. Jadi kami harus jaga. Kami selalu mencari titik tengah agar semua pihak bisa beradaptasi,” ujarnya.
Todotua menjelaskan, persoalan yang terjadi saat ini merupakan dampak dari perubahan pola konsumsi masyarakat dari BBM bersubsidi ke non-subsidi. Pergeseran (shifting) tersebut, kata dia, sebenarnya positif karena bisa mengurangi beban subsidi pemerintah. Namun, di sisi lain, pelaku usaha dan kementerian teknis perlu waktu untuk menyesuaikan regulasi serta mekanisme pembelian BBM non-subsidi.
“Memang ada penyesuaian teknis dari Kementerian ESDM terkait kuota impor dan pembagian pasokan. Tapi kami yakin tahun ini masalahnya bisa selesai,” jelasnya.
Ia menambahkan, seluruh badan usaha BBM menyatakan tetap berkomitmen melanjutkan kegiatan operasional dan rencana ekspansi mereka di Indonesia.
“Semua, baik BP, Shell, maupun lainnya, sudah komit. Operasional jalan terus, tidak ada yang berubah,” ujarnya.
BP, misalnya, memiliki rencana pengembangan hingga 2030 dengan target pembangunan hingga 250 SPBU di seluruh Indonesia. “Tahun ini saja mereka menambah sekitar 10 hingga 20 SPBU baru. Jadi semuanya berjalan sesuai rencana,” sebut Todotua. (H-4)