Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Penyakit Dampak Banjir-Longsor Sumatera

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus mengingatkan ancaman bahaya dampak banjir besar yang melanda Sumatera yaitu Sumatera Utara, Aceh, dan Medan.

Salah satu yang perlu diwaspadai adalah leptospirosis-bakteri menyebar melalui air seni tikus yang terinfeksi.

"Kami datang besok ini ke sana, sudah mulai bakal ada penyakit-penyakit akibat banjir. Kita mulai strategi, nanti mungkin leptospirosis mulai muncul, kasus diare, kasus apa," kata Ben ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Sabtu (29/11).

Saat ini Kemenkes akan mengatur strategi bersama dengan pemerintah daerah untuk menangani timbulnya penyakit akibat banjir.

"Baik obat-obatan apa yang perlu akan kami drop ke sana," katanya.

Benjamin mengatakan, begitu mereka mengetahui ada bencana banjir besar, Kemenkes segera mengirim tim reaksi cepat. Menteri Kesehatan juga telah meninjau langsung ke sana.

"Begitu terjadi banjir besar, maka pertama kali yang ditolong kan nyawa sama memberikan perlindungan dan makanan," jelasnya.

Tiba di sana, tim reaksi cepat ini segera membentuk posko layanan kesehatan hingga RS Darurat.

"Sudah, otomatis (RS Darurat). Tempat posko-posko sudah dibuat. Sudah, otomatis. Jadi, sekarang yang penting nyawa dulu diselamatkan. Setelah nyawa diselamatkan, mencari korban, baru biasanya, setelah ini kan sekarang sarana prasarana hancur nih. Maka, kita akan lakukan sesuai dengan bidangnya, ya. Kami kesehatan, ya, pasti fokus untuk bagaimana pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya," jelasnya.

Dari hasil asesmen di lapangan, Kemenkes masih merasa jumlah dokter yang tersedia memadai. Sehingga, belum ada urgensi untuk mengirim dokter dari tempat lainnya.

"Kita punya pusat krisis ada di berbagai provinsi. Jadi sudah saling cek, rumah sakit, berapa kurang dokter, ternyata dokter aman. Jumlah dokter aman, jumlahnya. Kita sudah ada laporannya: dokternya aman, jumlah perawat aman, kita enggak ada masalah di sana untuk, jumlah tenaga medis nggak usah kirim dari Jawa, mereka masih cukup. Itu data dari kita," pungkasnya.