JAFF Market Bangun Kolaborasi Industri Film yang Lebih Ambisius

Konferensi Pers Jogja Asian Film Festival (JAFF) Market.(Dok. MI)

INDUSTRI film Indonesia terus bertumbuh. Pangsa pasar film lokal mampu dipertahankan minimum 60% market share, sebuah capaian langka di kawasan Asia Pasifik.

Executive Board Jogja Asian Film Festival (JAFF) Market, Ifa Isfansyah mengatakan, JAFF Market melihat semakin banyak kreator yang menyadari nilai pengembangan produksi film sejak awal. Di saat bersamaan, semakin banyak perusahaan yang terbuka terhadap kolaborasi regional dan semakin banyak mitra yang yakin akan potensi konten dari Indonesia dan negara negara tetangga. 

Memasuki tahun keduanya, JAFF Market semakin menegaskan posisinya sebagai titik temu bagi Asia Tenggara dan kawasan Asia Pasifik. "Momentum ini menunjukkan kesiapan kawasan untuk bergerak bersama menuju produksi dan kolaborasi yang lebih ambisius," jelas dia saat pembukaan JAFF Market 2025 di Jogja Expo Center, DI Yogyakarta, Sabtu (29/11).

JAFF Market membantu koneksi ini tumbuh menjadi hubungan yang berkelanjutan. Melalui project matchmaking, content showcase, pengembangan IP, dan dialog lintas sektor.

"JAFF Market mendukung kreator dalam mewujudkan karya sekaligus membangun karier kreatif yang lebih stabil," terang dia.

Market Director JAFF Market, Linda Gozali mengatakan, tahun ini menandai fase kompetitif yang penting. JAFF Market memperkuat fondasi sebagai platform industri yang kokoh. terstruktur, dan berkelanjutan. Bukan hanya sebagai ruang pertemuan, JAFF Market juga menjadi simpul strategis yang menjembatani proyek, perusahaan,. talenta, dan investor dari Indonesia, Asia Tenggara, dan kawasan Asia Pasifik yang lebih luas. 

Bahkan secara globa, ekosistem perfilman terus bertumbuh dengan produksi yang semakin matang, semangat kreator IP yang meningkat, serta minat investasi yang semakin kuat, baik dari dalam maupun negeri. 

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta memiliki pertumbuhan admissions yang stabil  dan permintaan ruang tayang yang terus bertambah. Hal itu menjadi salah satu pasar konte strategis dan kompetitif di Asia Pasifik. 

Di tengah dinamika tersebut, lanjut dia, JAFF Market 2025 memiliki peran strategis: menjembatani ekosistem lokal dengan jejaring internasional, membuka akses pembiayaan, memperkuat kolaborasi lintas negara, serta memfasilitasi distribusi dan ekspansi: IP ke berbagai platform—film, serial, animasi, gim, hingga format transmedia.

Visi kami ke depan tetap tegas dan terukur: JAFF Market menjadi titik temu tahunan tempat proyek Asia ditemukan sejak dini, diperkaya melalui perspektif global, diperkuat melalui pembiayaan dan kerja sama antarnegara. Pada akhirnya, hasil produksinya hadir di layar bioskop, platform digital, maupun ekosistem IP global. 

Ketua DPD RI, Sultan Baktiar Najamudin menyampaikan, industri film sangat berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Kalau industri film maju, ekonomi daerah juga akan bertumbuh.

"Indonesia punya modal yang unlimited. Indonesia panggung sinematik paling besar," terang dia. Ia meyakini, dari JAFF Market, pelaku industri perfilman Indonesia bisa memproduksi film-film terbaik. (H-3)