
DUA orang siswi dari Sekolah Pelita Harapan Kemang Villages Jakarta yakni Chrystabelle Keilana Adianca dan Janessa Annamarie melakukan edukasi dan sosialisasi bertemakan seni dan lingkungan hidup. Sosialisasi ini dilakukan di hadapan puluhan siswi di Panti Asuhan Tat Twam Asi Denpasar, Jumat (10/10).
Ternyata kedua siswi tersebut merupakan Founder IRIS Initiative yakni Chrystabelle Keilana Adianca dan Co-Founder IRIS Initiative Janessa Annamarie. Keduanya berasal dari sekolah yang sama dan saat ini duduk di kelas XII di Sekolah Pelita Harapan Kemang Villages Jakarta.
Kedua siswi ini mengedukasi puluhan siswa-siswi di Panti Asuhan Tat Twam Asi Denpasar tentang seni dan lingkungan hidup. Para siswa dibagi dalam 4 kelompok besar. Kemudian kepada setiap kelompok dibagikan beberapa material berupa sisa sampah plastik dari makanan siap saji. Setiap kelompok diberikan alat bantu berupa wadah, kertas, gunting, lem dan sejenisnya.
Setiap kelompok dalam kurun waktu sekitar 30 menit hingga 40 menit menghasilkan satu karya seni berupa gambar atau lukisan yang diramu dari berbagai sampah plastik yang dihasilkan dari makanan dan minuman olahan tadi. Hasil ramuan itu merupakan mixing dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa ditemukan sendiri oleh siswa di sekitar lingkungan dan halaman sekolah.
Hasilnya, kelompok pertama mampu merakit beberapa sampah baik organik maupun anorganik dan menghasilkan karya seni bertemakan rumah keluarga. Tampak dalam gambar sebuah rumah dengan tanah yang subur, pohon besar dan rindang dengan udara yang sejuk.
Kelompok kedua, mampu merakit sampah organik dan anorganik menjadi sebuah taman yang indah dan harmonis. Di sana penuh dengan bunga dan tanah yang subur sehingga menjadi tempat bermain yang sejuk.
Kelompok ketiga mampu merakit sebuah areal kebun yang luas, tanah yang subur, penuh dengan cacing, air mengalir dengan bersih. Kelompok empat mampu merakit sebuah taman rumah tangga yang indah dengan tempat pengolahan sampah organik dan anorganik yang modern. Sementara itu, kedua siswi Sekolah Pelita Harapan Kemang Villages tersebut mendengarkan dan memandu presentasi dari semua kelompok.
MINAT LINGKUNGAN HIDUP
Menurut Chrystabelle Keilana Adianca, minat terhadap lingkungan hidup sudah mulai ditekuni sejak kelas XI di Sekolah Pelita Harapan Kemang Villages. Sejak saat itu, bersama temannya sebaya Jannesa Annamarie terus bergerak dari sekolah ke sekolah, dari komunitas ke komunitas untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup yang dipadukan dengan seni.
"Saya mulai tertarik dengan isu lingkungan hidup dan seni sejak tahun 2024. Sejak itulah kami terus sosialisasi dan edukasi kepada setiap siswa, kelompok dan komunitas tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan apalagi dipadukan dengan seni," ujarnya.
Dalam berbagai kesempatan tersebut, ia mengajak siswa, kelompok dan komunitas untuk mampu menghasilkan karya seni dari sampah organik dan anorganik. Selain di beberapa titik di Jakarta, edukasi dan sosialisasi tersebut sudah pernah dilakukan di Bali sejak 2024 lalu. Ia berharap bahwa misi yang mulia ini terus akan dilakukan kepada generasi muda Indonesia.
LEWAT SENI
Co-Founder IRIS Initiative Janessa Annamarie mengatakan, mengelola dan melestarikan lingkungan bisa dilakukan lewat seni. "Kami hanya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan juga kepada anak-anak usia sekolah dengan menggabungkan seni dan kesadaran mengolah dan melestarikan lingkungan. Ini hanya salah satu bentuk kepedulian kami terhadap isu lingkungan hidup melalui pendekatan kreatif dan artistik. Jadi ada keterkaitan antara seni dan lingkungan hidup. Sampah bisa diolah menjadi sebuah karya seni," ujarnya.
Karya-karya tersebut dibuat dari sampah non-organik seperti plastik, kertas bekas, dan logam ringan yang diolah menjadi instalasi seni bertema pelestarian alam. “Melalui seni, kami ingin menyampaikan pesan bahwa menjaga bumi tidak harus selalu dimulai dari hal besar. Lewat kreativitas dan kepedulian, kita bisa memberi dampak nyata,” ujarnya.
Ia juga mengeritik dan berharap agar seluruh sekolah di Indonesia memiliki kurikulum yang berisikan edukasi dan sosialisasi tentang kesadaran masyarakat untuk memelihara dan menjaga lingkungan hidupnya. Ini sangat penting karena semakin maju dunia, maka semakin rusak lingkungan hidup. Semakin banyak penduduk maka sampah yang dihasilkan akan semakin banyak. Edukasi tentang kesadaran masyarakat untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup harus dimulai sejak dini dan sejak usia sekolah. (E-2)