Anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero), PT Citilink Indonesia, menargetkan penambahan 15 armada pesawat tahun ini, lewat proses restorasi atau penghidupan kembali armada yang berhenti operasi sementara (grounded), menggunakan pinjaman Danantara Indonesia.
Danantara memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp 6,65 triliun untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO). Sebagian besar diberikan untuk Citilink senilai Rp 4,82 triliun, sehingga Garuda Indonesia mengantongi sisanya senilai Rp 1,82 triliun.
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, mengatakan pinjaman tersebut dicairkan secara bertahap mulai Juli hingga September 2025. Bunga yang dikenakan adalah 9 persen.
Reza menyebutkan, mayoritas pinjaman tersebut akan digunakan untuk restorasi 15 armada Citilink. Dengan demikian, maskapai low cost carrier (LCC) tersebut ditargetkan mengoperasikan total 36 armada pada akhir 2025.
"Dari dana tersebut, Citilink diproyeksikan akan mampu merestorasi 15 armada pesawatnya dan meningkatkan armadanya dari 21 armada di bulan Agustus lalu, menjadi 36 armada di akhir tahun 2025 ini," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Senin (22/9).
Reza meyakini dampak dari pinjaman Danantara dapat dirasakan Garuda maupun Citilink mulai tahun 2026 mendatang. Secara rinci, dana tersebut digunakan untuk melaksanakan 136 event pekerjaan.
"Citilink itu terdapat 102 event, nilainya sekitar USD 294 juta dan Garuda 34 event atau sebesar USD 111 juta, yang mana semua dana tersebut untuk restorasi dan maintenance armada," jelas Reza.
Lebih lanjut, dia menyebutkan saat ini terdapat 18-20 pesawat milik Garuda Indonesia berhenti beroperasi sementara (grounded). Kondisi ini menyebabkan lonjakan beban kerja (sunk cost) yang tidak produktif bagi perusahaan.
"Sehingga SHL dari Danantara ini adalah upaya untuk memperbaiki, merestorasi, dan menghidupkan kembali armada-armada yang tadinya grounded dan menjadi sunk cost sehingga menjadi revenue generator," jelas Reza.
Menurut Reza, proses restorasi tersebut membutuhkan waktu, sehingga Garuda Indonesia dapat memenangkan kompetisi dengan masuk kembali ke rute penerbangan yang menguntungkan ke depannya. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut berapa pesawat yang akan direstorasi Garuda tahun ini.