Pengumuman sekaligus janji Wali Kota Manado itu langsung direspons warga dengan membuka saat itu juga blokir TPA Sumompo. Warga mengangkat material batu yang diletakkan di depan pintu masuk TPA Sumompo.
Koordinator Aksi dari Lembaga Adat Masyarakat Bantik Buha (LAMBB) yang memblokir akses masuk TPA Sumompo, Yasri Badoa, mengatakan menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh warga kota Manado yang terkena imbas penutupan TPA Sumompo selama kurang lebih empat hari, di mana sampah milik warga tak kunjung diangkat oleh truk sampah.
“Kami meminta maaf untuk ketidaknyamanan yang terjadi. Tetapi ini juga bagian dari perjuangan kami. Sekali lagi kami memohon maaf untuk warga kota Manado,” ujarnya.
Walaupun telah membuka blokir, warga tetap mengatakan siap mengawal realisasi dari pernyataan Wali Kota Manado soal pembatalan pembangunan IPLT, jangan sampai hanya janji kosong dan diam-diam malah melanjutkan pembangunan.
“Kami akan tetap kawal sampai terealisasi semua yang dijanjikan (Wali Kota),” kata Yasri tegas.
Sementara itu, usai blokir dibuka, truk sampah langsung kembali beroperasi. Sampah-sampah yang mulai menumpuk di sejumlah titik karena tak kunjung diangkat, kini sudah dibersihkan. Para sopir mengaku jika mereka sudah bisa beroperasi lagi, karena muatan truk sudah bisa dibuang di TPA.
"Kami memang tak bisa beroperasi selama beberapa hari, karena muatan sampah di atas truk tak bisa dibuang. Makanya, kami tak angkut sampah karena memang kendaraan tak memungkinkan karena muatannya masih belum bisa dibuang di TPA. Tapi, karena sudah dibuka lagi (TPA), kami langsung beroperasi kembali mengangkut sampah," ujar para sopir.